Memperingatkan Polisi Akan Ambil Perbuatan Tegas Pada Beberapa Perusuh – Kegaduhan kembali berlangsung di Propinsi Barat Laut Sri Lanka pada pekan akhir lalu yg menelan satu korban jiwa, sampai pemerintah menetapkan jam malam. Beberapa masyarakat Indonesia (WNI) yg tinggal disana diadukan aman.
Menurut Penata Peranan Protokoler Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo, Ullif Taftazani, ada tiga orang WNI yg tinggal di Propinsi North-Western.
” Berdasarkan database WNI KBRI ada 2 orang WNI yg tinggal di wilayah Chilaw (Anantya Resort) serta satu orang di Gampaha. Ketiganya aman tidak terserang resiko perselisihan, “
Kegaduhan berlangsung saat serangkaian orang menyerang satu bengkel kayu punya seseorang tukang kayu Muslim. Sang pedagang lalu wafat di rumah sakit gara-gara cedera serius sabetan senjata tajam.
Benturan ini adalah gelombang kekerasan paling baru yg berlangsung selesai tragedi bom berturutan di beberapa gereja serta hotel lux pada Hari Paskah kemarin.
Pertama Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe udah memastikan jam malam buat menahan kumpulan tidak diketahui mengacaukan keamanan.
Kepala Kepolisian Chandana Wickramaratne, memperingatkan polisi akan ambil perbuatan tegas pada beberapa perusuh. Ia mengatakan polisi udah dikasih perintah buat memanfaatkan kapabilitas maximum.
Polisi menyampaikan kegaduhan yg berlangsung waktu muslim lakukan puasa di bulan Ramadan itu udah lakukan perbuatan sporadis seperti melempar batu dan membakar toko, sepeda motor, serta mobil punya muslim.
Serangkaian bom yg menewaskan lebih dari 200 orang serta melukai 500 yang lain itu diklaim oleh kumpulan militan ISIS. Sentimen anti-Muslim di Sri Lanka lantas bertambah.
Pada awal Mei lalu, berseteru di antara umat Kristen serta Muslim pecah di Negombo, dimana ada satu diantara gereja sebagai obyek serbuan bom pada Paskah kemarin.
Aparat ditempat memberikan laporan kalau minuman terkandung alkohol benar-benar pengaruhi emosi beberapa pihak yg ikut serta dalam benturan itu. Gereja Katolik Sri Lanka lantas minta pemerintah buat melarang alkohol.
Islam sendiri adalah agama sebagian besar ke-2 di Sri Lanka selesai Buddha. Disamping itu, Kristen berubah menjadi minoritas dengan jumlahnya penganut cuma 7, 6 % dari keseluruhnya masyarakat.
Akan tetapi, di Negombo serta Chilaw, Kristen berubah menjadi sebagian besar. Biasanya masyarakat terasa risau dengan datangnya Muslim ditengah-tengah komune mereka.