7 Transfer Terburuk Liverpool di Premier League: Pembelian Zonk!
Liverpool adalah salah satu klub paling sukses dalam sejarah sepak bola Inggris, namun tidak semua keputusan transfer mereka berakhir gemilang. Sepanjang era Premier League, The Reds tercatat membuat beberapa keputusan transfer yang mengecewakan, dengan pembelian mahal yang tidak menghasilkan dampak signifikan di lapangan. Berikut ini adalah 7 transfer terburuk Liverpool yang menjadi pemborosan di era Premier League.
1. Andy Carroll – Mahal dan Kurang Efektif
Pada Januari 2011, Liverpool mendatangkan Andy Carroll dari Newcastle United dengan biaya mencapai £35 juta, yang kala itu menjadi rekor klub. Harapannya, Carroll dapat menjadi solusi di lini depan. Sayangnya, performanya tidak sesuai ekspektasi. Cedera berulang kali membatasi penampilannya, dan ia hanya mampu mencetak 6 gol dalam 44 penampilan. Transfer ini kini dikenang sebagai salah satu pembelian yang sangat tidak sepadan.
2. El Hadji Diouf – Kontroversi Lebih Menonjol daripada Kualitas
El Hadji Diouf bergabung dengan Liverpool pada 2002 setelah tampil cemerlang di Piala Dunia bersama Senegal. Dibeli seharga £10 juta, Diouf diharapkan menjadi bintang baru di lini depan. Namun, ia gagal bersinar di lapangan dan lebih sering menjadi sorotan akibat sikap kontroversialnya. Hanya mencetak 6 gol dalam dua musim, Diouf dilepas setelah hubungan yang singkat namun penuh drama dengan Liverpool.
3. Mario Balotelli – Eksperimen yang Gagal
Pada 2014, Liverpool mendatangkan Mario Balotelli dari AC Milan dengan harapan ia bisa menjadi pengganti Luis Suarez. Namun, Balotelli hanya mencetak 1 gol dalam 16 pertandingan liga dan kerap membuat manajemen tim frustasi dengan perilaku di luar lapangan. Pembelian ini menjadi salah satu kesalahan transfer terbesar klub, dan Balotelli akhirnya dilepas setelah musim yang mengecewakan.
4. Lazar Markovic – Potensi yang Tak Terwujud
Liverpool membeli Lazar Markovic dari Benfica pada 2014 dengan biaya sekitar £20 juta. Markovic datang dengan reputasi sebagai talenta muda berbakat, tetapi gagal beradaptasi dengan Premier League. Dipinjamkan ke beberapa klub tanpa hasil memuaskan, Markovic akhirnya meninggalkan Liverpool tanpa pernah benar-benar berkontribusi.
5. Alberto Aquilani – Pengganti yang Tidak Setara
Ketika Xabi Alonso pergi ke Real Madrid, Liverpool membawa Alberto Aquilani dari AS Roma seharga £17 juta sebagai penggantinya. Namun, cedera yang terus-menerus membuat Aquilani jarang bermain. Dalam dua musim, ia hanya tampil dalam 18 pertandingan liga sebelum dipinjamkan dan akhirnya dilepas. Liverpool kehilangan pengganti sepadan untuk Alonso, dan Aquilani menjadi salah satu rekrutan terburuk mereka.
6. Christian Benteke – Tidak Cocok dengan Gaya Bermain
Pada 2015, Liverpool merekrut Christian Benteke dari Aston Villa dengan biaya £32,5 juta. Meski produktif di Villa, Benteke kesulitan menyesuaikan diri dengan gaya bermain Liverpool yang lebih cepat dan mengandalkan pressing. Dalam semusim, ia hanya mencetak 9 gol dan kemudian dijual ke Crystal Palace, mengakhiri karier singkatnya di Anfield yang tidak memenuhi harapan.
7. Nuri Sahin – Pinjaman yang Tidak Berhasil
Liverpool mendatangkan Nuri Sahin dari Real Madrid pada 2012 sebagai pemain pinjaman. Awalnya diharapkan menjadi pengatur serangan di lini tengah, Sahin malah kesulitan beradaptasi dan jarang mendapatkan kesempatan bermain di posisi favoritnya. Setelah hanya tampil dalam 12 pertandingan, Sahin kembali ke klub asalnya Borussia Dortmund. Transfer ini dianggap sia-sia, tanpa kontribusi berarti bagi Liverpool.
Kesimpulan
Dalam dunia sepak bola, tak semua transfer berujung sukses. Liverpool, yang sering disebut sebagai klub dengan rekrutan cerdas, juga tak luput dari kesalahan. Dari Andy Carroll hingga Mario Balotelli, beberapa pemain yang didatangkan dengan ekspektasi tinggi ternyata tidak memberikan dampak yang diharapkan. Transfer-transfer ini dikenang sebagai contoh pembelian zonk yang tidak menghasilkan prestasi, dan hanya menjadi pemborosan uang. Meski kini Liverpool memiliki manajemen transfer yang lebih baik, daftar ini tetap menjadi pelajaran bagi The Reds untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan transfer.