Home / Berita Umum / Pyratis Menjadi Terapy Untuk Anak Austisme

Pyratis Menjadi Terapy Untuk Anak Austisme

Pyratis Menjadi Terapy Untuk Anak Austisme – Permainan spesifik bisa merangsang perubahan otak anak-anak yang alami autisme. Karena itu bisa jadikan menjadi therapy. Diantaranya ialah Pyratis buatan mahasiswa Kampus Surabaya (Ubaya).

Pyratis di kembangkan oleh lima mahasiswa Jurusan Tehnik Industri angkatan 2016. Lalu bagaimana anak tehnik dapat membuat mainan untuk therapy anak autis?

“Sesudah topik dikasihkan oleh dosen, kami mencari info tentang beberapa jenis anak berkebutuhan spesial. Awalannya kami tidak terpikir untuk mengusung mengenai anak autis, tetapi sesudah diskusi panjang serta lihat data yang ada, pada akhirnya kami putuskan untuk bikin alat buat mereka,” kata salah satunya anggota team, Ayunda Permata Sukma dalam launching yang di terima, Selasa (13/11/2018).

Ditambahkan mahasiswi asal Bali ini, arah pembuatan produk ini ialah untuk menyadarkan mahasiswa bila keilmuan tehnik industri dapat juga digunakan untuk kebutuhan sosial.

“Mahasiswa dapat dengan riil tuangkan inspirasi yang bukan sekedar fokus ke usaha, tapi ikut untuk menolong mereka yang memerlukan,” terangnya.

Ayunda bersama dengan ke empat partnernya, Abdur Rohim Achmad, Winardi, I Gusti Ngurah Yogi Pratama serta Elisa Mahaputri yang terhimpun dalam team PT Ergasia Mudita ini lalu lakukan survey serta memperoleh info bila anak autis condong senang dengan beberapa barang berupa unik.

Kebetulan sekolah yang mereka kunjungi cuma mempunyai mainan yang memiliki bentuk didominasi kotak, lingkaran serta segitiga. Dari sana Ayunda temukan bentuk permainan yang pas untuk mereka bikin nanti, yakni piramida.

Ayunda menuturkan perlu waktu tiga bulan untuk timnya membuat Pyratis. Permainan ini terdiri atas tiga sisi: sisi sangat bawah adalah permainan pegas, sisi tengah ialah permainan pompa, dan sisi teratas ialah penutup piramid.

Ada dua jalan yang ada dalam permainan pegas, semasing diperlengkapi dengan bidak yang tersambung dengan pegas.

Langkah bermainnya, anak mesti konsentrasi untuk menggerakkan bidak dari tempat awal sampai ke tempat akhir. Bila bidak dilepaskan waktu belumlah di tempat akhir, jadi bidak akan kembali pada awal serta pemain mesti mengulang-ulang.

Permainan setelah itu dengan mengangkat ide labirin, anak dibawa untuk mengalihkan bola dari pertama sampai akhir memakai pompa tekanan. Ada dua pompa yang ada di tangan kiri serta kanan pemain untuk memastikan arah manakah labirin akan berjalan.

“Lewat dua permainan itu, kami ingin tingkatkan potensi konsentrasi anak autis, melatih motorik kasar serta halus, dan membuat mereka semakin banyak berhubungan dengan sekitar lingkungan. Pertama kalinya Pyratis dimainkan oleh anak-anak, tampak bila mereka tertarik serta suka waktu coba,” papar Ayunda.

Perihal ini ikut diamini Niken Ayu Candra Wulan, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Keinginan Bunda dimana Pyratis diujicobakan.

“Mereka senang dengan warna serta memiliki bentuk yang unik, sampai ada salah satunya anak yang tidak ingin berhenti untuk bermain. Alat ini sukses mengundang perhatian anak-anak dari sisi penampilan ataupun langkah bermainnya yang menyenangkan,” tutur Niken.

Satu diantara empat dosen pembimbing team Pyratis ikut menjelaskan bila produk buatan Ayunda serta timnya adalah salah satunya yang terunggul.

“Meskipun tampak menjemukan buat orang normal, permainan ini memberi rintangan sendiri buat anak autis. Sederhana tetapi dapat menjalankan saraf motorik ataupun kognitifnya,” papar Yenny Sari, ST, MSc.

About admin