Luhut Kembali Ungkapkan Melalui Sosmed Facebook – Operasi SAR nasional korban tenggelamnya KM Bangun VI di Danau Toba, Sumatera Utara, resmi ditutup. Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan bab alasannya.
Luhut ini di sampaikan pada keluarga korban selagi berjumpa pada Senin (2/7/2018) . Luhut lalu mengungkapkannya kembali melalui unggahan Facebook.
Berkenaan pelacakan korban itu, Luhut mengungkit moment jatuhnya pesawat Airbus A320 AirAsia QZ8501 di Selat Karimata pada 2014. Selagi ini, jenazah korban telah tak utuh sekali lagi.
Pergi dari moment ini, Luhut tak ingin keluarga korban KM Bangun mendapatkan pengalaman menyakitkan yang sama selagi terasa fakta bab jenazah keluarga mereka. Dia juga menjelaskan pengamatan bab beberapa selagi jenazah ataupun kapal diangkat.
Luhut juga bicara bab sistim pengusutan kecelakaan itu. Dia telah hasil temuan KNKT yang di isi 24 pelanggaran tentang KM Bangun. Dia mohon persoalan itu diusut .
Tersebut komplit Luhut bab jenazah korban KM Sina Bangun yg tidak diangkat :
memanglah saya terasa mesti pergi ke Danau Toba buat berjumpa segera keluarga korban KM Bangun. Saya cuma pingin ada bersama-sama mereka di masa-masa susah. Dikarenakan saya ketahui apa berasa kehilangan.
Saya ingat benar waktu memandang situasi banyak korban jatuhnya pesawat Airbus A320 AirAsia QZ8501 di Selat Karimata pada 2014. Jasad mereka telah tak utuh waktu diangkat. Ada tiada kepala, ada sepotong tangan, ada pula potongan-potongan badan berantakan. Apabila keluarga mesti memandang ini, tentunya semakin tambah menyakitkan. Saya ketahui ini.
saya utarakan pengangkatan KM Bangun serta jenazah korban dari tekhnis memanglah kemungkinan kecil dijalankan. Seandainya dipaksakan diangkat, dapat hancur. Dikarenakan waktu diangkat per 10 mtr., dorongan ini 1 bar. seandainya kedalamannya 450 mtr. ini sama seperti 45 bar, jadi kapal dapat meledak.
dari kementerian saya juga memandang efek dari reaksi kimianya. Katakanlah kapal sukses diangkat hingga atas, ada dampak keracunan H2SO. Saya sangat percaya semestinya tiada seorangpun dari kita yang menghendaki ada korban .
Sekianlah BPPT, KNKT, Basarnas, Polisi, TNI, pemda, Kemenko Maritim serta seluruh unsur pemerintah telah berdiskusi panjang serta pertimbangkan seluruh faktor.
Menurut saya, yang dapat dijalankan merupakan buat monumen peringatan. Seluruh pihak telah setuju. Hari itu saya dilapori Pak JR Saragih, acara penempatan batu pertama monumen ini jalan baik, dengan tingkat munculnya 85%.
Yang ke-2, 24 pelanggaran hasil temuan KNKT tentang KM Bangun telah ada pada meja saya. Hari itu saya mengundang banyak Bupati serta Kapolres tentang buat menindaklanjutinya. Saya juga mememohon biar seluruh pelabuhan di area Danau Toba mesti dikelola oleh Syahbandar, jadi ada sertifikasi pada tiap-tiap kapal. Yang miliki kapal juga dilarang buat merangkap nahkoda dikarenakan mereka beda keperluan. Nahkoda tentunya bicara problem keamanan serta keselamatan. Sedang yang miliki kapal bicara bagaimanakah mendapatkan keuntungan.
, Pemda serta Polisi juga mengaudit seluruh kapal. Jangan sampai ada sekali lagi ada kapal 3 deck namun kenyataanya cuma berijinkan 1 deck, juga muatan kapal.
Teristimewa pada Polisi, saya mememohon seluruh pihak yang bertanggungjawab mesti diolah. Waktu ini sistim hukum tengah jalan, serta jumlahnya tersangka dapat jadi tambah.
Saya yakinkan pemerintah dapat problem itu dengan serius, dikarenakan itu merupakan problem serius.