Bocah di Pondok Aren Ini Mendadak Viral di Medsos, Gara-gara Ini – Seseorang bocah di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Muhammad Saputra (12), mendadak viral di sosial media. Bocah kelas 3 SD ini jadi pembicaraan di sosial media sebab berjualan cilok.
Kunjungi sekolah Saputra di SDN Jurangmangu Timur I, Pondok Aren, Tangsel, Jumat (15/2/2019), pada pukul istirahat. Waktu itu, bocah yang dipanggil Putra itu tengah berjalan ke luar sekolah ke arah tempat tinggalnya yang berjarak seputar 30 mtr. dari sekolah.
Tetangganya–biasanya ia panggil Ibu Aldi–itu berjarak dua rumah dari tempat tinggalnya. Selang beberapa saat, ia membawa kresek berwarna merah yang berisi 4 bungkus bawang goreng.
Ia lantas masukkan kresek itu ke keranjang sepeda. Ia lalu kembali pada sekolah dengan mengayuh sepedanya.
Tidak hanya berjualan cilok, Putra menolong ‘memasarkan’ bawang goreng bikinan tetangganya untuk memperoleh uang penambahan. Ia mendapatkan gaji dari penjual bawang goreng setiap saat mendapatkan pesanan dari konsumen.
Tidak lebih dari 5 menit, Putra telah tiba kembali di sekolahnya. Ia lantas memarkirkan sepeda di halaman parkir.
Ia lantas masuk ke ruangan guru serta menyerahkan pesanan bawang goreng ke gurunya. Sekalian habiskan jam istirahat, Putra lantas sekedar duduk serta bercengkerama dengan gurunya.
Putra tahu jika dianya telah jadi viral di sosial media akhir-akhir ini. Ia ingin tahu serta ingin lihat video mengenai dianya di sosial media.
Sang guru lalu menunjukkan potongan video itu. Putra cuma senyum-senyum lihat video itu.
Guru-gurunya sudah tahu jika Putra berjualan dalam dua bulan paling akhir. Putra sangat terpaksa berjualan untuk menolong sang kakak dalam menghidupi keluarga.
Putra ialah anak ke-2 dari 4 bersaudara. Putra serta ke-3 saudaranya ialah yatim-piatu.
Ibundanya wafat semenjak 10 bulan lantas sesudah melahirkan adik bungsu. Tidaklah sampai disana, Putra serta saudaranya mesti kembali berduka sebab ditinggal pergi sang bapak untuk selama-lamanya.
Semenjak orang tuanya wafat, Putra serta kakaknya sama-sama bahu-membahu mencari uang untuk memenuhi kepentingan keseharian. Sehari-hari, Putra berjualan cilok berkeliling-keliling memakai sepedanya.
Satu hari, Putra menjual 250 tusuk cilok di sekolah serta di seputar tempat tinggalnya. Kadang, jualan Putra tidak habis hingga ia bagikan bekas jualan pada tetangganya.